Hmmm, Pantesan Banyak Yang Bilang SNMPTN Suka Salah Sasaran Ternyata ini Penyebabnya!!!






Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau yang sering disingkat dengan SNMPTN merupakan sistem seleksi calon mahasiswa baru dengan menggunakan sistem data prestasi dari beberapa pihak. Disebutkan dari beberapa pihak karena memang sebenarnya sistem ini tidak hanya mengandalkan data prestasi siswa. Disinilah kunci yang membuat SNMPTN suka salah sasaran. Data prestasi siswa hanyalah salah satu point yang dinilai oleh panitia SNMPTN. 

Adapun data yang lain yang dinilai adalah:

1.      Prestasi sekolah yang disebut sebagai kinerja sekolah

Makin favorit/unggul suatu sekolah biasanya kinerjanya “dianggap” bagus. Dianggap bagus biasanya tercermin dari akreditasi sekolah. Sekolah yang akreditasinya memiliki huruf alfabet awal seperti grade A dan B mencerminkan sekolah itu sudah ok, kalau makin jauh dari huruf alfabet awal maka makin jauh dari kata favorit/unggulan. Inilah salah satu alasan yang akhirnya panitia SNMPTN 2016 memberikan kuota 75% terbaik untuk sekolahnya dengan kareditasi A. Sedangkan akreditasi B, 50% terbaik di sekolahnya dan akreditasi C, 20% terbaik di sekolahnya. Adapun akreditasi lainnya, 10% terbaik di sekolahnya (baca: SNMPTN 2016). Point pertama ini jelas tidak menunjukkan kemampuan siswa, juga bisa salah sasarn. Siswa biasa tapi dari sekolah terkenal bisa lulus, siswa juara tapi dari sekolah biasa bisa gagal.

2.      Alumni suatu sekolah yang sedang mengenyam pendidikan di PTN.

Peran alumni tidak disebutkan secara gamblang oleh panitia SNMPTN 2016. Tapi kalau pakai nalar seleksi maka point alumni sangat logis. Alumni ini merupakan sampel/percontohan kualitas dari siswa di suatu sekolah. Makin bagus prestasi alumni di kampusnya makin besar kuota yang diberikan untuk adik kelasnya nanti, tapi hati-hati berlaku juga kebalikannya. Alumni ini mirip suatu produk yang mana penjualnya adalah sekolah dan pembelinya adalah kampus. Produknya bagus maka orderan pun bisa selalu berjalan. Point kedua ini tidak ada korelasi kemampuan siswa dengan alumninya. Bisa salah sasaran karena untung-untungan.

3.      Nilai rapot

Rapot bisa dibilang prestasi semesteran siswa. Kenapa disebut prestasi semesteran, karena diumumkannya ketika satu semester sekali ketika bagi rapot. Ketika bagi rapot siswa akan tahu prestasinya sejauh mana dari masing-masing mata pelajaran. Rapot bisa dibilang salah satu poin yang menunjukkan prestasi siswa tapi tidak 100%. Kenapa? Karena banyak variabel yang melahirkan angka, 8,9 di suatu pelajaran bukan murni dari hasil ulangannya. Bahkan “nilai kemanusiaan” dari gurunya mungkin lebih dominan. Alhasil siswa bisa bermain mata dengan gurunya. Siswa biasa bisa saja dapat nilai rapot bagus. Ketika lulus SNMPTN pun salah sasaran

4.      Juara suatu lomba yang dibuktikan dengan sertifikat juara.

Point terakhir ini sangat mendekati dengan yang namanya kemampuan. Bisa dibilang 100%. Dia uji kemampuannya dalam suatu kompetisi. Hasilnya ketika dia juara berarti dia mampu. Ini real dari faktor internal dirinya (kecuali ketika lomba bertindak curang). Namun angka 100% itu bisa menjadi 0% ketika siswa memilih jurusan yang tidak paralel dengan prestasinya. Misalnya dia pilih jurusan seni rupa sedangkan memiliki prestasi olimpiade fisika tingkat internasional. Hmm, model begini cukup mengharukan. Prestasi yang tinggi tidak memberikan point kelulusan di SNMPTN. Salah sasarankah dalam SNMPTN? wah jangan ditanya....

Finally, SNMPTN ikut saja tapi jangan terlalu diharapkan. Daftar, kemudian lupakan. Siapkan buat ujian tulis. Semoga bermanfaat J

Hmmm, Pantesan Banyak Yang Bilang SNMPTN Suka Salah Sasaran Ternyata ini Penyebabnya!!! Hmmm, Pantesan Banyak Yang Bilang SNMPTN Suka Salah Sasaran Ternyata ini Penyebabnya!!! Reviewed by Unknown on 4:18 AM Rating: 5

5 comments :

Silahkan koment dan berbagi info yang bermanfaat